Rumah Adat Provinsi Lampung Rumah Nuwou Sesat
METIF -Sahabat METIF dimanapun berada, posting kali ini yaitu wacana Fungsi serta keunikan Rumah Adat Provinsi Lampung yaitu Rumah Nuwou Sesat.
Langsung saja kita simak ibarat apasih fungsi dan keunikan rumah adab Provinsi Lampung Rumah Nuwou Sesat yang menjadi ikon penting di provinsi Lampung, diberikut ini penjelasannya:
Bagi penduduk Lampung Bahasa Nuwou ini mempunyai arti rumah, hunian atau tempat tinggal, sedangkan Sesat berarti musyawarah, dari sini sudah terang bahwa fungsi rumah adab provinsi lampung ini secara umum yaitu sebagai tempat tinggal sekaligus tempat bermusyawarah secara adab bagi tetua atau tokoh adab masyarakat lampung.
Selain Nuwou Sesat rumah adab ini juga sering disebut dengan nama Balai Agung, karena rumah tersebut juga berfungsi sebagai balai pertemuan antar suku atau marga ketika mengadakan program pepung adab atau musyawarah.
Beberapa ciri-ciri rumah adab Nuwou Sesat atau yang disebut juga dengan Balai Agung ini adalah, biasanya rumah adab ini didirikan di tepi sungai, dan di dirikan berjajar di sepanjang tiyuh atau jalan yang terdapat pada kampung tersebut, dan pada tiap-tiap tiyuh terbagi lagi menjadi beberapa bilik, dimana bilik ini merupakan tempat berdiamnya buway dan buway tersebut membentuk kesatuan teritorial-genealogis atau marga, dan pada setiap bilik ini ada sebuah terdapat sebuah klen yang tidak mengecewakan besar, dan klen ini didiami oleh seorang tetua yang menerima mandat sebagai pakar waris kekuasaan memimpin keluarga.
Bagian Rumah Adat Nuwou Sesat Meliputi :
Bagian Rumah Adat Nuwou Sesat Meliputi :
1. Ijan geladak (tangga masuk yang dikompliti dengan atap).
2. Kemudian anjungan (serambi yang dipakai sebagai pertemuan kecil )
3. Pusiban (ruang dalam tempat musyawarah resmi)
4. Ruang tetabuhan (tempat menyimpan alat musik tradisional)
5. Ruang Gajah Merem ( tempat istirahat bagi para penyimbang)
6. Hiasan payung-payung besar di yang di pasang pada bab atap rurung agung, dan biasanya paying-payung ini berwarna putih, kuning, dan merah, dan melambangkan tingkat kepenyimbangan bagi masyarakat tradisional Lampung Pepadun.
Gaya arsitektur diberikutnya yaitu arsitektur “Laban Pesagi” adapun Laban Pesagi ini yaitu jenis rumah adab tradisional model panggung dengan materi dasar material dari kayu serta ijuk sebagai atapnya, berdasarkan sejarahnya rumah adab ini berasal dar sebuah kampung yang bernama Kenali Kecamatan Belalau, Kab.Lampung Barat.
Selain rumah adab Nuwou Sesat, adapula Rumah Adat Nuwou Balak, Rumah Nuwou Balak atau sering di sebut Balai Keratun ini aslinya berfungsi sebagi tempat tinggal kepala adab (penyimbang adat)
Adapun cir-ciri dari Rumah Adat Nuwou Balak adalah terdiri dari beberapa ruang, diantaranya Lawang Kuri (gapura), Pusiban (tamu harap lapor) Ijan Geladak (tangga untuk naik menuju rumah), Anjung-anjung (serambi bab depan yang berfungsi sebagai tempat mendapatkan tamu), Serambi Tengah (tempat duduk bagi anggota kerabat atau saudara pria), Lapang Agung (tempat duduk kerabat atau saudara wanita), Kudang keringk Temen (adalah kamar tidur bagi anak penyimbang bumi atau anak tertua), kudang keringk rangek (kamar tidur bagi anak penyimbang ratu atau anak nomor kedua), kudang keringk tengah (yaitu kamar tidur untuk anak penyimbang batin atau anak nomor ketiga).
Bagian Yang Terdapat Pada Rumah Adat Nuwou Balak Ini Adalah :
1. Ijan geladak (tangga masuk menuju rumah yang juga dikompliti dengan atap atau Rurung Agung).
2. Kemudian anjungan atau serambi, yaitu ruangan yang biasanya dipakai sebagai tempat musyawarah kecil atau pertemuan kecil.
2. Kemudian anjungan atau serambi, yaitu ruangan yang biasanya dipakai sebagai tempat musyawarah kecil atau pertemuan kecil.
3. Pusiban yaitu ruangan yang dipakai sebagai tempat musyawarah secara resmi.
4. Ruang tetabuhan atau tempat untuk menyimpan alat musik tradisional,
5. Ruang gajah merem (ruangan yang dipakai sebagai tempat istirahat bagi para tetua).
Kembali lagi ke ciri-ciri Rumah Sesat, yaitu bab depan Rumah Adat Nuwou Sesat juga dikompliti dengan tabrakan bermotif perahu dan yang ludang keringh khas yaitu payung berwarna putih atau yang di sebut dengan nama Rurung Agung .
Bentuk orisinil dari rumah sesat ini yaitu berarsitek model panggung, dan rumah tersebut terbuat dari materi kayu serta atapnya dibentuk dari materi rumput ilalang namun pada rumah sesat yang sekarang kita temukan atapnya sudah terbuat dari materi genting, pada jaman dulu rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal para penyimbang adat, namun sekarang berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat biasa.
Bangunan dengan gaya arsitek tradisinoal Provinsi Lampung yang lain juga sanggup kita jumpai di kawasan Negeri Olokgading, tepatnya di Teluk Betung Barat, Bandar Lampung pesisir, dimana Negeri Olokgading termasuk wilayah Lampung Pesisir Saibatin. Saat kita masuki wilayah Olokgading maka kita akan bertemu dengan jajaran rumah panggung khas Olokgading Lampung Pesisir, dan di sini pula kita akan menjumpai Lamban Dalom Kebandaran Marga Olokgading, yang telah menjadi sentra adab istiadat Marga Balak Olokgading. Bahan dari bjaminannya terbuat dari materi kayu dan di pada bab depan rumah berdiri sebuah plang nama dengan goresan pena “ Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir”.
Desain bangunannya juga terbilang unik dimana terdapat siger berukuran besar dan berdiri megah di atas bangunan bab depan. Dan sampai ketika ini lamban dalom ini masih tetap ditpeduli oleh kepala adab Marga Balak dan hal ini berlaku terus menerus secara turun temurun.
Walaupun bangunan tersebut sekarang berada di kawasan perkotaan, namun fungsi rumah panggung tersebut tetap lestari dan tidak tidak begitu saja hilang. Bangunan Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak ludang keringh berfungsi sebagai tempat rapat, musyawarah secara adat, begawi, serta dipakai sebagai tempat berlangsungnya acara-acara adab lain.
Uniknya lagi pada Lamban Dalom ini ada sebuah siger yang usianya telah mencapai ratusan tahun, dan berdasarkan dongeng yang berkembang, konon Lamban Dalom ini sudah ada semenjak sebelum Gunung Krakatau meletus.
Adapun Siger yang dibentuk dengan materi dasar perak ini merupakan milik kepala adab yang diwariskan secara turun temurun.
Walaupun bangunan tersebut sekarang berada di kawasan perkotaan, namun fungsi rumah panggung tersebut tetap lestari dan tidak tidak begitu saja hilang. Bangunan Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak ludang keringh berfungsi sebagai tempat rapat, musyawarah secara adat, begawi, serta dipakai sebagai tempat berlangsungnya acara-acara adab lain.
Uniknya lagi pada Lamban Dalom ini ada sebuah siger yang usianya telah mencapai ratusan tahun, dan berdasarkan dongeng yang berkembang, konon Lamban Dalom ini sudah ada semenjak sebelum Gunung Krakatau meletus.
Adapun Siger yang dibentuk dengan materi dasar perak ini merupakan milik kepala adab yang diwariskan secara turun temurun.
Siger ini merupakan sebuah artefak atau peninggalan kebudayaan Lampung yang telah berusia ratusan tahun, dan keberadaannya tetap disimpan oleh Marga Balak. Selain benda siger ada pula benda peninggalan sejarah yang lain, yaitu beberapa pusaka yang diantaranya yaitu keris, pedang, tombak samurai, kain sarat, terbangan ( berupa alat musik jenis pukul ibarat rebana ), dan tala (tala ini alat musik homogen kulintang namun berasal dari lampung) dan salah satunya didiberi nama Talo Balak.
Itulah tadi artikel wacana klarifikasi Fungsi dan Keunikan Rumah Adat Provinsi Lampung, agar mempunyai kegunaan bagi kita tiruana, silahkan bagikan kalau perlu, demikian dan salam METIF .
Advertisement